Mark mempunyai masa muda yang bermasalah jauh sebelum ia menjadi terkenal di Hollywood. Ia menceritakan bagaimana imannya bisa mengubah hidupnya.
Mark tumbuh dan besar di Boston. Dan beberapa waktu lalu, dia membantu menghasilkan dan membintangi film Patriot's Day, sebuah film tentang pengeboman maraton di Boston. Film tersebut adalah sebuah proyek yang sangat penting baginya, karena ia mengenang bagaimana penduduk di kota asalnya bersatu setelah serangan itu.
Dalam sebuah wawancara tentang film Patriot’s Day, mark berkata: Membuatku bangga dengan menyebut diriku Bostonian. Aku juga marah karena beberapa alasan selain apa yang Larry Bird lakukan, atau yang dilakukan Patriot. Kasih dan kekuatan ini sangat kuat, dan mengetahui bahwa kita masih bisa keluar dan membagikan kasih ini setelah peristiwa mengerikan adalah hal yang istimewa bagi saya.
Mark sendiri mempunyai masa muda yang lumayan bermasalah. Ia mengingat kembali ketegangan rasial di tahun 70-an dan 80-an ketika desegregasi yang diamanatkan terjadi dalam sistem sekolah umum di Boston. Aktor ini juga mengingat masalahnya sendiri dari tahun-tahun ini. Sebagai anak muda yang bermasalah, Mark sering bolos sekolah dan terlibat pertikaian dengan polisi. Pada usia 16 tahun, ia bahkan merampok sebuah toko serba ada, yang mengakibatkan hukuman penjara dengan tuduhan penyerangan dan pencurian.
Tetapi pada saat itu di penjara itulah Mark mengalami titik balik dalam hidupnya dan mengarahkan perhatiannya kembali kepada iman yang ia miliki. Mark mengatakan bahwa ia harus membuat pilihan dan ia memilih untuk fokus pada imannya, yang kemudian memungkinkannya untuk mengatasi berbagai tantangan. Tentunya Mark juga bekerja keras dalam menghadapi banyak tantangan yang menghadang, terutama di awal masa-masa sulitnya itu. Ia ingin membuktikan kepada orang lain bahwa ia bisa berubah, bukan hanya dengan kata-kata dimulut saja tetapi melalui tindakan nyata.
Begitu Mark mengambil keputusan untuk berserah kepada kehendak Tuhan, semuanya berubah. Dia menukar masa mudanya yang bermasalah dengan kerja keras dan tekad yang kuat. Dan usahanya terbayarkan! Bahkan setelah sukses di Hollywood, Mark tidak pernah menoleh ke belakang. Tuhan tetap menjadi pusat kehidupannya.
Mark mengatakan bahwa hal-hal baik terjadi kepadanya ketika ia mulai fokus kepada imannya. Tentu yang di maksudnya bukanlah soal materi, baginya duduk dan meminta hal-hal materi adalah sesuatu konyol. Ia ingin melayani Tuhan dan menjadi pribadi yang baik dan menebus kesalahan yang ia buat dan rasa sakit yang ia lakukan pada orang lain. Itulah yang ia doakan. Dan melalui imannya pula, Mark menemukan kekuatan untuk menjadi suami yang berkomitmen pada istrinya, Rhea, dan ayah yang berbakti kepada empat anak mereka.
Jadi, kembalinya ke Boston untuk mengerjakan film Patriot's Day mengingatkan seberapa jauh Mark telah berubah - betapa dia telah diberkati. Kemewahan kehidupan Hollywood dapat dengan cepat menjadi pengalih perhatian bagi kebanyakan orang. Tetapi bahkan dengan semua kesuksesannya, Mark Wahlberg membuat sebuah acuan untuk tidak pernah melupakan seperti apa hidupnya sebelum Tuhan berada di pusat kehidupannya. Dia ingin selalu fokus kepada "si Pemberi", bukan kepada "hadiahnya".
Sebuah inspirasi yang sangat luar biasa dari Mark Wahlberg dalam mengingatkan kita bahwa bagaimanapun keadaan kita, Tuhan adalah jawabannya. Tuhan memiliki rencana yang berbeda untuk kita masing-masing, dan itu selalu baik!
Comments